Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
BAB I
PENDAHULUAN
·
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu:
1.
Keterampilan menyimak
2.
Keterampilan berbicara
3.
Keterampilan membaca
4.
Keterampilan menulis
·
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan
tiga keterampilan lainnya dengan cara beraneka ragam. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang
teratur.
·
Menulis sebagai
suatu keterampilan berbahasa. Berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis
ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur
bahasa, dan kosa kata.
·
Hubungan antara menulis dan membaca. Antara menulis
dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita meneliskan sesuatu,
maka pada prinsifnya kita ingin agar tulisan kita tersebut dibaca oleh orang
lain.
·
Hubungan antara menulis dengan berbicara. Kedua
keterampilan berbahasa tersebut sama sama memiliki cirri yang sama yaitu
produktif dan ekspresif. Perbedaannya
adalah bahwa dalam menulis diperlukan penglihatan dan gerak tangan sedangkan
dalam berbicara diperlukan pendengaran dan pengucapan.
·
Khusus mengenai menulis, kualifikasi yang dituntut
adalah sebagai berikut :
1.
Kualifikasi Minimal adalah mampu menulis dengan tepat
kalimat-kalimat ataupun paragraph-paragraf seperti yang akan dikembangkan
secara lisan bagi situasi-situasi kelas, dan menulis surat sederhana yang
singkat.
2.
Kualifikasi baik adalah mampu menulis komposisi bebas
yang sederhana dengan kejelasan dan ketepatan dalam kosa kata, idiom, dan
sintaksis.
3.
Kualifikasi unggul adalah mampu menulis beraneka ragam
pokok pembicaraan dangan idiom yang
wajar . ekspresi yang cerah serta mudah dipahami dan perasaan yang tajam
teradap gaya bahasa yang beraneka ragam dalam bahasa target.
·
Menulis sebagai suatu cara berkomunikasi . secara luas
dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu waktu bila manusia atau
binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lainnya, maka
manusia berkomunikasi melalui gerak-gerak reflex yang sederhana dan bunyi-bunyi
yang tidak berupa bahasa.
·
Batasan, Fungsi, Tujuan Menulis. Menulis ialah
menurukan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa ang dipahami oleh seseorang. Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai
alat komunikasi yang tidak langsung. Tugas dari seorang penulis adalah
menguasai prinsif-prinsif menulis dan berfikir, yang akan menolongnya mencapai
maksud dan tujuannya.
·
Ragam tulisan. Telah banyak ahli yang membuat
klasifikasi mengenai tulisan. Sebagai contoh kita sebutkan beberapa klasifikasi
ang pernah dibuat, salah satunya yaitu dari:
Menurut Salisbury (1995)
1.
Bentuk bentuk obyektif
2.
Bentuk bentuk subyektif
Menurut Weaver
1.
Eskposisi
2.
Deskripsi
3.
Narrasi
4.
Argumentasi
Menurut Morris
1.
Eksposisi
2.
Argumen
3.
Deskripsi
4.
Narrasi
Menurut Chendfeld
1.
Tulisan kreatif
2.
Tulisan ekspositori
Menurut Brooks dan Warren
1.
Eksposisi
2.
Persuasi
3.
Argumen
4.
Deskripsi
BAB II
TULISAN BERNADA
AKRAB
·
Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang
memberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi
sang penulis. Hanya catatan atau laporan pribadi yang tertulis sajalah yang
dapat menangkap kembali atau merekam
secara tepat apa-apa yang telah kita rasakan atau alami pada masa lalu.
·
Cirri-ciri tulisan pribadi. Tulisan pribadi jelas
harus bersifat subyektif, keakuan.
Tulisan pribadi ditandai oleh
a.
Bahasa yang alamiah, biasa, wajar, sederhana.
b. Ujaran
yang normal, biasa dengan kebiasaan kebiasaan sintaksis sehari-hari.
·
Bentuk bentuk tulisan pribadi .
a.
Buku/catatan harian: jurnal
b.
Cerita yang bersifat otobiografis
c.
Lelucon yang bersifat otobiografis
d. Esei
pribadi
BAB III
TULISAN BERNADA
PENERANGAN
·
Tujuan tulisan beranda penerangan. Biasanya nada
tulisan yang bersifat informative, beranda biasanya memberi penerangan kepada
orang lain . dan nada informasi ini biasanya menghasilkan tulisan yang bersifat
melukiskan atau memerikan, bila diabadikan di atas kertas.
·
Ragam penulisan pemerian. Ditinjau dari segi
bentuknya, tulisan pemerian dapat dibagi atas dua bagian yakni pemerian faktual
dan pemerian pribadi.
·
Pemerian faktual adalah pemerian yang berdasarkan
fakta-fakta yang sesungguhnya. Pemerian factual beranggapan bahwa orang,
tempat, binatang, bangunan, barang dan pemandangan dapat dilukiskan atau
diperikan secara tepat dan obyektif seperti keadaan yang sebenarnya.
·
Pemerian pribadi. Dalam pemerian-pemerian pribadi,
yang didasrkan pada response kita terhadap obyek-obyek, suasana-suasana,
situasi-situasi, dan pribadi-pribadi, kita berusaha membagikan penngalaman kita
kepada pembaca agar dapat dinikmati bersama-sama.
·
Beberapa petunjuk menulis pemerian. Suatu daftar saran
yang mungkin bermanfaat bagi penulisan pemerian factual maupun pemerian pribadi
kalau perlu disamping saran-saran tersebut disertakan pula beberapa pertanyaan
untuk dijawab.
·
Pemerian orang. Jelas bahwa orang-orang berbeda, dan
oleh karena itu penulisan pemerian terhadap orang-orang juga berbeda. Kita
mungkin sudah sadar akan kerumitan-kerumitan itu. Pemerian pemerian yang lebih
lengkap mengenai orang biasanya disebut lukisan watak.
BAB IV
TULISAN BERNADA
PENJELASAN
·
Makna dan tujuan tulisan beranda penjelasan. Tulisan
penyingkapan berbeda dari tulisan penerangan, karena tujuannya tidaklah hanya
sekedar menceritakan, melukiskan, menggambarkan, ataupun meyakinkan: tujuan
utama adalah menjelaskan sesuatu pada
pembaca.
·
Pokok permasalahan dan pembaca. Tindakan pertama yang
harus dilakukan seorang penulis ialah menyesuaikan tulisan dengan pembaca. Antara keduanya harus ada
keselarasan, baru tujuan dapat dicapai. Dalam memilih sesuatu pokok
pembicaraan, sang penulis harus mengingat tiga hal yaitu:
1.
Daya penarik
2.
Luas
3.
Kerumitan
·
Bentuk-bentuk tulisan penyikapan. Berdasarkan
bentuknya tulisan penyikapan dapat dibagi atas:
1.
Klasifikasi
2.
Definisi
3.
Analisis
4.
Opini
·
Klasifikasi. Pada dasarnya klasifikasi merupakan suatu
prosedur penyaringan yang memudahkan para penulis berusaha mengatasi suatu pembicaraan
yang luas dengan jalan membagi-baginya
menjadi beberapa bagian.
·
Definisi. Definisi adalah sejenis penyingkapan yang
merupakan dasar bagi semua tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan. Pada
hakekatnya definisi merupakan suatu tindakan pembahasan, yang hendak memberi
pengertian sesuatu istilah sejelas mungkin. Berikut ini kita sebutkan beberapa
jenis definisi yaitu:
1.
Definisi sinonim
2.
Definisi ilustratif
3.
Definisi negative
4.
Definisi formal
5.
Definisi perluasan
·
Analisis. Analisis merupakan suatu proses
pembagi-pembagi bahan maksud-maksud penyingkapan. Analisis tidak hanya sekedar
membagi bagi butir pokok menjadi bagian-bagian komponenya, tetapi menelaah
serta menilai hubungan anatara bagian-bagian tersebut. Analisis sebagai suatu
teknik pengorganisasian dan teknik menulis dapat dibagi menjadi dua kategori
utama yaitu:
1.
Analisis proses
2.
Analisis butir
·
Opini. Karena tulisan opini menuntut perhatian pada
hubungan-hubungan logis, maka jelas bahwa susunan tulisan seperti itu sedikit
lebih rumit daripada bentuk bentuk
tulisan lain yang telah diperbincangkan
di muka. Tulisan tulisan yang berdasarkan opini, klasifikasi, definisi
serta analisis telah diperbincangkan
satu persatu dipandang dari segi penerangan dan bentuknya.
·
Susunan tulisan penyingkapan. Pembicaraan mengenai
susunan tulisan penyingkapan akan diarahkan pada dua hal yaitu pentingnya
susunan logis dalam tulisan penyingkapan dan langkah langkah pengembangan
susunan logis.
·
Langkah langkah pengembangan susunan logis. Dalam
rencana menulis suatu paper, ada empat langkah yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan baik-baik yaitu sebagai
berikut:
1.
Mencari judul
2.
Membatasi judul
3.
Merumuskan pernyataan tesis
4.
Mengembangkan suatu bagan atau skema organisasi.
·
Mencari judul. Mencari judul kerap kali merupakan aspek
yang membosankan dan memakan waktu yang paling banyak pada waktu menulis. Ada
tiga hal yang harus dipertimbangkan baik-baik dalam pencarian judul suatu
tulisan yaitu sebagai berikut:
1.
Daya tarik judul
2.
Luasnya judul
3.
Kerumitan judul
·
Membatasi judul. Dalam pembatasan judul diperlukan
pikiran yang sehat. Suatu judul mungkin saja terlalu sempit. Judul itu dibatasi
sedemikian rupa sehingga tidak mungkin lagi menggarapnya dalam suatu tulisan
singkat tanpa membosankan dan penuh pengulangan. Sehingga, sebagai kesimpulan
judul itu harus wajar, jangan terlalu luas jangan terlalu sempit.
·
Merumuskan pertanyaan tesis. Pada hakekatnya,
merangkumkan isi pokok tulisan, pernyataan tesis bukan hanya sebatas judul dan
pembatasan judul, tetapi juga pendekatan sang penulis dengan judul. Fungsi
utamanya adalah menunjang sang penulis dengan suatu sarana untuk mempertahankan
arah serta pembatasan yang telah ditentukan.
·
Mengembangkan bagan organisasi. Tidak dapat disangkal
bahwa semakin baik dan semakin terperinci kita membuat suatu bagan, maka
semakin mudah dan semakin lancar pula
proses penulisan paper yang kita lakukan. Langkah terakhir adalah
mentransfermasikan bahan bagan kita tadi ke dalam suatu tulisan penyingkapan.
·
Bentuk-bentuk penyingkapan. Dalam subbab ini akan diperbincangkan
hal hal sebagai berikut :
1.
Komponen komponen paragraf
2.
Pengembangan paragraf
3.
Jenis paragraf
4.
Gerakan paragraph
·
Komponen-komponen paragraf. Menurut penelitian A.L.
Backer ternyata bahwa paragraf modern terdiri atas tiga komponen yaitu sebagai berikut:
1.
Judul atau subyek
2.
Pembatasan
3.
Uraian
·
Pengembangan paragraf. Setiap paragraf yang terdiri
atas judul, pembatasan dan uraian dapat kita kembangkan satu persatu.
1.
Judul : pokok permasalahan umum bagi paragraf maupun
tulisan
2.
Pembatasan : butir khas utama paragraf. Mungkin
tercakup dalam kalimat judul dinyatakan kembali dalam satu generalisasi,
pernyataan pendapat, dan kesimpulan.
3.
Uraian : bahan/sarana penunjang untuk
mendemonstrasikan kebenaran, keterpercayaan atau validitas pembatasan yang telah dibuat.
·
Jenis paragraf. Ada dua jenis paragraf yaitu sebagai
berikut :
1.
Paragraph peralihan : paragraph yang mengandung celah
uraian yang kosong, biasanya paragraph peralihan memperkenalkan judul, subyek,
maupun pembatasan.
2.
Paragraph penekanan : paragraph yang terdiri dari
beberapa kalimat berita singkat. Kadang kadang paragraph penekanan secara tepat
guna mengakhiri suatu tulisan, memberikan suatu pengaruh yang tidak mudah
dicapai oleh paragraph yang panjang.
·
Gerakan paragraph. Wajar bila penulis tidak hanya
memperhatikan bentuk dasar eksternal tapi juga memperhatikan yang internal.
Terutama sekali arah gerakan atau
modifikasi dalam paragraph serta bagian bagian peranan yang dimainkan oleh
hubungan hubungan antar kalimat kalimat. Ditinjau dari segi urutan, maka
paragraph dapat kita bedakan atas :
1.
Uraian setara
2.
Uraian bertingkat
3.
Uraian campuran
·
Pendahuluan dan kesimpulan pada tulisan penyingkapan.
Banyak orang berkeyakinan bahwa pendahuluan yang baik dalam melakukan sesuatu
akan berakhir dengan baik pula. Bahkan ada yang mengungkapkan bahwa permulaan
yang baik telah menunjukan 50% dari hasil yang hendak dicapai.
·
Penulisan pendahuluan. Dalam penulisan pendahuluan ada
beberapa pernyataan yang harus dipertimbangkan sang penulis. Pernyataan
pernyataan tersebut harus dijawab dengan baik dan serasi, sebab biasanya
menjadi kesulitan pada pendahuluan adalah keputusan keputusan, ketegasan
ketegasan yang dikehendaki dan tantangan tantangan yang dikemukakan. Pernyataan
pernyataan itu antara lain sebagai berikut :
1.
Menarik minat pembaca
2.
Menyatakan tesis
3.
Memilih nada
4.
Menentukan sudut pandangan
5. Penulisan
kesimpulan
BAB V
TULISAN BERNADA
MENDEBAT
·
Tulisan yang bersifat meyakinkan. Bila seorang
pengarang mempergunakan nada mendebat atau nada argumentative maka hasilnya adalah tulisan yang bersifat
meyakinkan atau tulisan persuasive. Tulisan persuasif adalah tulisan yang dapat
merebut pikiran dan perhatian pembaca,
yang dapat menarik minat, dan dapat meyakinkan pembaca bahwa mereka bahwa
pengalaman membaca merupakan suatu hal sangat penting. Ciri-ciri dari kalimat
persuasif adalah sebagai berikut :
1.
Tulisan persuasif harus jelas dan tertib
2.
Tulisan persuasif harus hidup dan bersemangat
3.
Tulisan persuasif harus beralasan yang kuat
4. Tulisan
persuasif harus bersifat dramatis
·
Persuasi logis. Persuasi logis atau yang biasanya
disebut argumentasi, dipergunakan pada
situasi situasi resmi seperti perdebatan-perdebatan dan pada pengadilan
pengadilan tinggi, tetapi terjadi juga pada diskusi diskusi serius mengenai masalah masalah penting yang sedang
hangat diperbincangkan dalam buku buku atau media tulis lainnya.
·
Ada dua rumusan yang kita kenal pada bagian persuasi
logis yaitu induksi dan deduksi yang akan dijelaskan dibawah ini:\
1.
Induksi : suatu proses pencapaian kesimpulan yang
didasarkan pada fakta-fakta, pengamatan-pengamatan, observasi, dan kesaksian .
2. Deduksi
: deduksi mengikuti pola penalaran yang berbeda dari induksi. Induksi menuntun
kita kea rah suatu kesimpulan setelah mengadakan pemeriksaan terhadap fakta
fakta. Sebaliknya, dedukasi terutama sekali didasarkan pada asumsi. Tidak ada
fakta yang dilihat melainkan sebuah asumsi.
·
Penalaran keliru. Pada masa kini kita kerapkali
menemukan slogan slogan atau iklan dan pidato pidato politik. Hal ini mungkin
saja menantang atau meragukan pendirian banyak orang bahwa penalarang logis
yang terpercaya merupakan sarang terbaik
bagi kekuatan persuasif. Kekeliruan kekeliruan logika timbul dari beberapa sumber. Berikut ini akan
dijelaskan klasifikasi tentang kekeliruan yaitu kekeliruan logis dan kekeliruan
emosional.
·
Kekeliruan logis. Kekeliruan kekeliruan logis yang
akan diperbincangkan disini adalah :
1.
Stereotyping atau Peniruan merupakan akibat dari
penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan kelompok yang berdasarkan observasi.
2.
Non squiter atau tidak jalan dan bisa juga diartikan
tidak masuk akal.
3.
Begging the question yang artinya mengemis masalah.
4. Either-or
yang artinya atau-ataukah.
·
Kekeliruan emosional. Yang diperbincangkan disini
adalah :
a.
Ad hominem (tuntutan terhadap seseorang)
b.
Ad populum (tuntutan terhadap orang orang)
c.
Name-calling (penyebutan nama)
d.
Glittering generality (generalitas yang megah)
e. Bandwagon
appeal (tuntutan populer)
·
Rangkuman. Suatu tulisan yang bersifat meyakinkan
hendaklah mempertunjukan jenis jenis hubungan logis yang sama antara proposisi
atau masalah atau argument argument penunjangnya yang ada antara konklusi suatu
silogisme dan premis premis yang secara
logis menuju kesana. Suatu tulisan yang ditulis dari suatu kerangka seperti itu akan bersamaan dalam keseluruhan
rencana yang juga dipakai bagi tulisan penyingkapan.
BAB VI
TULISAN BERNADA
MENGKRITIK
·
Tulisan beranda mengkritik menghasilkan tulisan
mengenai sastra. Agar dapat menghasilkan tulisan tulisan yang bernada
mengkritik dengan baik, maka sesorang harus terlebih dahulu membaca karya yang
akan dianalisis dengan baik dan kritis. Ini merupakan syarat mutlak.
·
Peranan penulis sastra. Penulis sastra menciptakan
suatu dunia baru. Dunia baru yang dibatasi oleh ruang dan waktu, sesuai dengan
maksud khusus karya mereka itu. Dalam merencanakan dunia fiksi ini, para
penulis memegang peranan beraneka ragam seperti berikut :
1.
Penulis sebagai sutradara artinya sebagai sutradara
maka sang penulis menusatkan perhatian pada aspek aspek teknis karya mereka.
Sang penulis merencanakan dengan baik baik lakon serta menentukan kronologi
atau urutan segala peristiwa bagaimana menata atau menggarap waktu sebaik
baiknya.
2.
Penulis sebagai penulis cerita artinya sebagai penulis
cerita atau naskah , maka sang sastrawan berhadapan dengan aspek aspek retorik
sesuatu karya sastra. Yang terpenting diantara aspek aspek tersebut adalah
sudut pandang, bahasa, dan penokohan. Pertama yaitu tentang sudut pandang, ada
berbagai macam jenis sudut pandang yaitu sebagai berikut :
1)
Sudut pandang terpusat pada orang pertama
2)
Sudut pandang berkisar sekeliling orang pertama
3)
Sudut pandang orang ketiga terbatas
4) Sudut
pandang orang ketiga serba tahu
Selain
sudut pandang ada bahasa, bahasa adalah suatu sarana interaksi sosial yang fungsi utamanya adalah
sebagai media komunikasi. Setelah bahasa ada penokohan, selain sebagai
pengarang sang penulis juga harus menentukan secara tepatguna fungsi setiap
tokoh.
3. penulis sebagai direktur artinya kalau suatu karya kita analogikan
suatu karya sastra dan suatu produksi drama, maka peranan penulis sebagai
direktur adalah membentangkan tahap tahap makna yang telah menjadi sifat karya
tersebut.
·
Tokoh. Penokohan atau karakterisasi adalah proses yang
dipergunakan seseorang pengarang untuk menciptakan tokoh tokoh fiksinya.tokoh
fiksi harus dilihat sebagai yang berada pada suatu masa dan tempat tertentu dan
haruslah pula diberi motif motif yang masuk akal bagi segala sesuatu yang
dilakukannya. Pertanyaan pertanyaan dibawah ini akan membantu untuk menyadari
alasan alasan kesastraan :
1.
Apa fungsi tokoh?
2.
Ciri-ciri apa yang diperlihatkan oleh tokoh?
3.
Apakah tokoh mengalami perubahan?
4. Seberapa
jauhkah keterpercayaan tokoh itu?
·
Alur. Alur yang sering dikenal dengan sebutan plot
memiliki arti yaitu struktur gerak atau laku dalam suatu fiksi atau drama.
Unsur unsur alur adalah sebagai berikut :
a.
Pengarang mulai menjelaskan situasi (situasion)
b.
Peristiwa yang berkaitan mulai bergerak
c.
Keadaan mulai memuncak
d.
Peristiwa mencapai klimaks
e. Pengarang
memberikan pemecahan masalah
Selain
unsur unsur alur ada juga jenis jenis alur yaitu sebagai berikut :
a. Alur
gerak
b.
Alur pedih
c.
Alur tragis
d.
Alur penghukuman
e.
Alur sinis
f.
Alur sentimental
g.
Alur kekaguman
h.
Alur kedewasaan
i.
Alur perbaikan
j.
Alur pengujian
k.
Alur pendidikan
l.
Alur pembukaan rahasia
m.
Alur perasaan sayang
n. Alur
kekecewaan
·
Latar. Latar yang biasanya disebut dengan setting
adalah lingkungan fisik sekitar kejadian atau kegiatan berlangsung. Dalam
pengertian yang lebih luas latar mencakup tempat dalam waktu serta kondisi atau
suasana sekitar kegiatan.
·
Waktu. Waktu dalam suatu karya sastra memang sangat
penting dalam hubungannya dalam seleksi
yang diadakan oleh pengarang , baik terhadap urutan waktu bagi
penampilan/penyajian karya tersebut.
·
Tema. Tema adalah gagasan utama atau gagasan pokok
tema karya sastra imajinatif merupakan pikiran yang akan ditemui oleh setiap pembaca yang cermat sebagai
akibat membaca karya sastra tersebut.
·
Teknik.
Analisis terhadap karya sastra belumlah dapat dikatakan lengkap tanpa
suatu telaah mengenai teknik pengarang, sarana sarana artistic yang
membayangkan isi. Salah satu yang penting dalam hal ini adalah penggunaan
khusus bahasa bagi maksud maksud estetik, khususnya memantapkan nada dan suasana hati dan juga menambah keserasian
simbolis. Ada beberapa jenis gaya bahasa serta penggunaanya dalam tulisan yaitu
sebagai berikut :
1.
Ironi : sejenis gaya bahasa yang mengemukakan suatu
hal dengan makna berlainan, merupakan suatu kualitas dalam setiap pernyataan atau situasi yang
muncul dari kenyataan bahwa sesuatu yang wajar, yang diharapkan tidak disebut
atau dilaksanakan, tetapi diganti dengan kebalikannya.
2.
Paradoks : suatu gaya bahasa pertentangan.
3.
Simbolisme : simbol memainkan peranan penting dalam
kehidupan sehari hari , disamping lambing masyarakat penulis juga menciptakan
simbol simbol pribadi
4. Metafora
: baik secara langsung ataupun tidak langsung lambing lambing sering kali
mengambil bentuk dari metafora. Harus diinsyafi benar benar bahwa dalam sastra dipergunakan beraneka ragam metafora,
namun dalam pembicaraan disini dibatasi pada jenis jenis yang amat sering
dimanfaatkan oleh para pengarang saja.
BAB VII
TULISAN BERNADA OTORITATIF
·
Tulisan yang bernada otritatif menghasilkan karya ilmiah . tahap tahap yang
biasanya dilalui dalam tulisan ilmiah adalah sebagai berikut :
1.
Memilih topik/pokok
2.
Membaca pendahuluan
3.
Menentukan bibliografi pendahuluan
4.
Membuat kerangka pendahuluan
5.
Membuat catatan
6.
Menyusun kerangka akhir
7.
Menyusun naskah pertama
8.
Menyusun revisi
9.
Menyusun naskah akhir
10. Mengoreksi
cetakan percobaan
·
Memilih topik. Mungkin saja bagian ini merupakan
bagian yang mudah bagi kebanyakan orang. Mungkin saja pembimbing telah
menentukan atau memberi kebebasan pada orang tersebut untuk memilih pada sebuah
daftar.
·
Membaca pendahuluan.
Tujuan dari membaca pendahuluan adalah untuk memperoleh gambaran umum
mengenai pokook permasalahan sehinggan kita dapat emngarahkan sasaran yang
tepat terhadapnya.
·
Bibliografi pendahuluan. Pada tahap ini mengacu pada
suatu daftar sumber mengenai suatu pokok permasalahan. Bibliografi ini akan
menolong kita untuk menunjukan dengan
tepat sumber sumber yang sungguh bermanfaat. Tugas kita pada tahap ini adalah
menyaring sumber sumber yang mampu menunjang maksud penulisan karya kita.
·
Kerangka pendahuluan. Kerangka pendahuluan merupakan
suatu rencana sementara bagi tulisan kita, merupakan satu petunjuk umum yang
mengarahkan langkah kita dan bagaimana caranya kita sampai ketujuan.
·
Membuat catatan. Pembuatan catatan sangat penting
dalam penulisan karya ilmiah . kalau kita telah belajar membuat catatan dengan
cermat dan teliti maka kita tidak akan
menemui kesukaran dalam menulis karya yang baik.
·
Menulis naskah pertama. Pada dasarnya menulis naskah
pertama sama saja dengan menulis naskah pertama karya lainnya, kecuali dalam
satu hal yaitu memulainya lebih sukar.
·
Dokumentasi. Karya tulis ilmiah memerlukan dokumentasi
guna memudahkan para penulis menyatakan serta mengakui jasa para penulis
menyatakan serta mempersilakan para pembaca menguji atau memeriksa informasi
ataupun mempelajari lebih banyak
mengenai poko permasalahan tersebut.