Rabu, 30 Maret 2016

KOMENTAR UNTUK BUKU Dr.HENRY GUNTUR TARIGAN YANG BERJUDUL "MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA"

Komentar Untuk kelebihan dan kekurangan

Kelebihan
        Buku yang berjudul Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa ini menurut saya sangat bagus, selain memberikan pengetahuan buku ini juga berguna untuk pembentukan mental pkepada mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang pendidik, karena di dalam buku ini terdapat beberapa penelitian yang kemudian penelitian itu dijelaskan dari langkah awal sampai hasil akhir. Struktur bukunya pun runtut, karena dimulai dari pembahasan yang sederhana lalu selanjutnya ke tingkat yang lebih rumit, hal itu akan mempermudah kita dalam memahami buku ini. Menurut saya buku ini sudah menggunakan EYD yang benar, dan mengikuti kaedah penulisan yang benar dalam tata cara penulisan bahasa Indonesia. Setiap materi yang ada di dalam buku ini selalu diberikan contoh contohnya secara langsung. Materi di dalamnya tidak hanya menjelaskan mengenai penulisan arikel saja, itu sebabnya buku ini sangat bagus sebagai referens dan sebagai pedoman  untuk membuat sebuah tulisan. Selain itu buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar untuk menjelaskan hubungan komponen-komponen dalam pembahasan setiap bab dan mendukung penyajian pembahasan dalam setiap bab.


Kekurangan
        Dalam buku Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dibuat oleh Tarigan menurut saya materinya kurang  mendalam serta hanya mendetail tentang hal-hal yang berhubungan dengan menulis  saja tanpa memasukan hal di luar tentang menulis, yang mana hal hal diluar tersebut  bisa memudahkan pembaca memahami dari dasar hingga akhir tentang menulis, baik dari segi pengertian, teknik, tujuan, langkah-langkah serta guna dari kegiatan menulis. Dalam buku ini tidak begitu banyak menjelaskan suatu teori. Yang diterapkan adalah kreatifitas untuk pembaca dalam mencari dan pemahaman sendiri dari pengalamannya, karena materi disini semuanya rata-rata memaparkan penelitian yang merupakan pengalaman orang lain.  Dalam buku ini juga banyak menggunakan istilah-istilah asing yang membuat pembaca menjadi kesulitan untuk memahaminya.

        

RESUMAN BUKU DENGAN JUDUL "MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA" KARYA Dr.HENDRY GUNTUR TARIGAN

Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
BAB I
PENDAHULUAN

·        Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu:
1.    Keterampilan menyimak
2.    Keterampilan berbicara
3.    Keterampilan membaca
4.    Keterampilan menulis

·        Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur.

·        Menulis  sebagai suatu keterampilan berbahasa. Berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.

·        Hubungan antara menulis dan membaca. Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita meneliskan sesuatu, maka pada prinsifnya kita ingin agar tulisan kita tersebut dibaca oleh orang lain.

·        Hubungan antara menulis dengan berbicara. Kedua keterampilan berbahasa tersebut sama sama memiliki cirri yang sama yaitu produktif dan ekspresif.  Perbedaannya adalah bahwa dalam menulis diperlukan penglihatan dan gerak tangan sedangkan dalam berbicara diperlukan pendengaran dan pengucapan.

·        Khusus mengenai menulis, kualifikasi yang dituntut adalah sebagai berikut :
1.    Kualifikasi Minimal adalah mampu menulis dengan tepat kalimat-kalimat ataupun paragraph-paragraf seperti yang akan dikembangkan secara lisan bagi situasi-situasi kelas, dan menulis surat sederhana yang singkat.

2.    Kualifikasi baik adalah mampu menulis komposisi bebas yang sederhana dengan kejelasan dan ketepatan dalam kosa kata, idiom, dan sintaksis.

3.    Kualifikasi unggul adalah mampu menulis beraneka ragam pokok pembicaraan  dangan idiom yang wajar . ekspresi yang cerah serta mudah dipahami dan perasaan yang tajam teradap gaya bahasa yang beraneka ragam dalam bahasa target.

·        Menulis sebagai suatu cara berkomunikasi . secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu waktu bila manusia atau binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lainnya, maka manusia berkomunikasi melalui gerak-gerak reflex yang sederhana dan bunyi-bunyi yang tidak berupa bahasa.

·        Batasan, Fungsi, Tujuan Menulis. Menulis ialah menurukan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa ang dipahami oleh seseorang. Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Tugas dari seorang penulis adalah menguasai prinsif-prinsif menulis dan berfikir, yang akan menolongnya mencapai maksud dan tujuannya.

·        Ragam tulisan. Telah banyak ahli yang membuat klasifikasi mengenai tulisan. Sebagai contoh kita sebutkan beberapa klasifikasi ang pernah dibuat, salah satunya yaitu dari:
Menurut Salisbury (1995)
1.    Bentuk bentuk obyektif
2.    Bentuk bentuk subyektif
Menurut Weaver
1.    Eskposisi
2.    Deskripsi
3.    Narrasi
4.    Argumentasi
Menurut Morris
1.    Eksposisi
2.    Argumen
3.    Deskripsi
4.    Narrasi
Menurut Chendfeld
1.    Tulisan kreatif
2.    Tulisan ekspositori
Menurut Brooks dan Warren
1.    Eksposisi
2.    Persuasi
3.    Argumen
4.    Deskripsi


BAB II
TULISAN BERNADA AKRAB

·        Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis. Hanya catatan atau laporan pribadi yang tertulis sajalah yang dapat menangkap kembali atau merekam  secara tepat apa-apa yang telah kita rasakan  atau alami pada masa lalu.

·        Cirri-ciri tulisan pribadi. Tulisan pribadi jelas harus bersifat subyektif, keakuan.  Tulisan pribadi ditandai oleh
a.    Bahasa yang alamiah, biasa, wajar, sederhana.
b.    Ujaran yang normal, biasa dengan kebiasaan kebiasaan sintaksis sehari-hari.

·        Bentuk bentuk tulisan pribadi .
a.    Buku/catatan harian: jurnal
b.    Cerita yang bersifat otobiografis
c.    Lelucon yang bersifat otobiografis
d.    Esei pribadi

BAB III
TULISAN BERNADA PENERANGAN

·        Tujuan tulisan beranda penerangan. Biasanya nada tulisan yang bersifat informative, beranda biasanya memberi penerangan kepada orang lain . dan nada informasi ini biasanya menghasilkan tulisan yang bersifat melukiskan atau memerikan, bila diabadikan di atas kertas.

·        Ragam penulisan pemerian. Ditinjau dari segi bentuknya, tulisan pemerian dapat dibagi atas dua bagian yakni pemerian faktual dan pemerian pribadi.

·        Pemerian faktual adalah pemerian yang berdasarkan fakta-fakta yang sesungguhnya. Pemerian factual beranggapan bahwa orang, tempat, binatang, bangunan, barang dan pemandangan dapat dilukiskan atau diperikan secara tepat dan obyektif seperti keadaan yang sebenarnya.

·        Pemerian pribadi. Dalam pemerian-pemerian pribadi, yang didasrkan pada response kita terhadap obyek-obyek, suasana-suasana, situasi-situasi, dan pribadi-pribadi, kita berusaha membagikan penngalaman kita kepada pembaca agar dapat dinikmati bersama-sama.

·        Beberapa petunjuk menulis pemerian. Suatu daftar saran yang mungkin bermanfaat bagi penulisan pemerian factual maupun pemerian pribadi kalau perlu disamping saran-saran tersebut disertakan pula beberapa pertanyaan untuk dijawab.

·        Pemerian orang. Jelas bahwa orang-orang berbeda, dan oleh karena itu penulisan pemerian terhadap orang-orang juga berbeda. Kita mungkin sudah sadar akan kerumitan-kerumitan itu. Pemerian pemerian yang lebih lengkap mengenai orang biasanya disebut lukisan watak.


BAB IV
TULISAN BERNADA PENJELASAN

·        Makna dan tujuan tulisan beranda penjelasan. Tulisan penyingkapan berbeda dari tulisan penerangan, karena tujuannya tidaklah hanya sekedar menceritakan, melukiskan, menggambarkan, ataupun meyakinkan: tujuan utama adalah menjelaskan  sesuatu pada pembaca.

·        Pokok permasalahan dan pembaca. Tindakan pertama yang harus dilakukan seorang penulis ialah menyesuaikan tulisan  dengan pembaca. Antara keduanya harus ada keselarasan, baru tujuan dapat dicapai. Dalam memilih sesuatu pokok pembicaraan, sang penulis harus mengingat tiga hal yaitu:
1.    Daya penarik
2.    Luas
3.    Kerumitan

·        Bentuk-bentuk tulisan penyikapan. Berdasarkan bentuknya tulisan penyikapan dapat dibagi atas:
1.    Klasifikasi
2.    Definisi
3.    Analisis
4.    Opini

·        Klasifikasi. Pada dasarnya klasifikasi merupakan suatu prosedur penyaringan yang memudahkan para penulis berusaha mengatasi suatu pembicaraan yang luas dengan jalan membagi-baginya  menjadi beberapa bagian.

·        Definisi. Definisi adalah sejenis penyingkapan yang merupakan dasar bagi semua tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan. Pada hakekatnya definisi merupakan suatu tindakan pembahasan, yang hendak memberi pengertian sesuatu istilah sejelas mungkin. Berikut ini kita sebutkan beberapa jenis definisi yaitu:
1.    Definisi sinonim
2.    Definisi ilustratif
3.    Definisi negative
4.    Definisi formal
5.    Definisi perluasan

·        Analisis. Analisis merupakan suatu proses pembagi-pembagi bahan maksud-maksud penyingkapan. Analisis tidak hanya sekedar membagi bagi butir pokok menjadi bagian-bagian komponenya, tetapi menelaah serta menilai hubungan anatara bagian-bagian tersebut. Analisis sebagai suatu teknik pengorganisasian dan teknik menulis dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu:
1.    Analisis proses
2.    Analisis butir

·        Opini. Karena tulisan opini menuntut perhatian pada hubungan-hubungan logis, maka jelas bahwa susunan tulisan seperti itu sedikit lebih rumit  daripada bentuk bentuk tulisan lain yang telah diperbincangkan  di muka. Tulisan tulisan yang berdasarkan opini, klasifikasi, definisi serta analisis  telah diperbincangkan satu persatu dipandang dari segi penerangan dan bentuknya.

·        Susunan tulisan penyingkapan. Pembicaraan mengenai susunan tulisan penyingkapan akan diarahkan pada dua hal yaitu pentingnya susunan logis dalam tulisan penyingkapan dan langkah langkah pengembangan susunan logis.

·        Langkah langkah pengembangan susunan logis. Dalam rencana menulis suatu paper, ada empat langkah yang harus diperhatikan  dan dipertimbangkan baik-baik yaitu sebagai berikut:
1.    Mencari judul
2.    Membatasi judul
3.    Merumuskan pernyataan tesis
4.    Mengembangkan suatu bagan atau skema organisasi.
·        Mencari judul. Mencari judul kerap kali merupakan aspek yang membosankan dan memakan waktu yang paling banyak pada waktu menulis. Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan baik-baik dalam pencarian judul suatu tulisan yaitu sebagai berikut:
1.    Daya tarik judul
2.    Luasnya judul
3.    Kerumitan judul

·        Membatasi judul. Dalam pembatasan judul diperlukan pikiran yang sehat. Suatu judul mungkin saja terlalu sempit. Judul itu dibatasi sedemikian rupa sehingga tidak mungkin lagi menggarapnya dalam suatu tulisan singkat tanpa membosankan dan penuh pengulangan. Sehingga, sebagai kesimpulan judul itu harus wajar, jangan terlalu luas jangan terlalu sempit.

·        Merumuskan pertanyaan tesis. Pada hakekatnya, merangkumkan isi pokok tulisan, pernyataan tesis bukan hanya sebatas judul dan pembatasan judul, tetapi juga pendekatan sang penulis dengan judul. Fungsi utamanya adalah menunjang sang penulis dengan suatu sarana untuk mempertahankan arah serta pembatasan yang telah ditentukan.

·        Mengembangkan bagan organisasi. Tidak dapat disangkal bahwa semakin baik dan semakin terperinci kita membuat suatu bagan, maka semakin mudah dan semakin lancar pula  proses penulisan paper yang kita lakukan. Langkah terakhir adalah mentransfermasikan bahan bagan kita tadi ke dalam suatu tulisan penyingkapan.

·        Bentuk-bentuk penyingkapan. Dalam subbab ini akan diperbincangkan hal hal sebagai berikut :
1.    Komponen komponen paragraf
2.    Pengembangan paragraf
3.    Jenis paragraf
4.    Gerakan paragraph


·        Komponen-komponen paragraf. Menurut penelitian A.L. Backer ternyata bahwa paragraf modern terdiri atas  tiga komponen yaitu sebagai berikut:
1.    Judul atau subyek
2.    Pembatasan
3.    Uraian

·        Pengembangan paragraf. Setiap paragraf yang terdiri atas judul, pembatasan dan uraian dapat kita kembangkan satu persatu.
1.    Judul : pokok permasalahan umum bagi paragraf maupun tulisan
2.    Pembatasan : butir khas utama paragraf. Mungkin tercakup dalam kalimat judul dinyatakan kembali dalam satu generalisasi, pernyataan pendapat, dan kesimpulan.
3.    Uraian : bahan/sarana penunjang untuk mendemonstrasikan kebenaran, keterpercayaan atau validitas  pembatasan yang telah dibuat.

·        Jenis paragraf. Ada dua jenis paragraf yaitu sebagai berikut :
1.    Paragraph peralihan : paragraph yang mengandung celah uraian yang kosong, biasanya paragraph peralihan memperkenalkan judul, subyek, maupun pembatasan.
2.    Paragraph penekanan : paragraph yang terdiri dari beberapa kalimat berita singkat. Kadang kadang paragraph penekanan secara tepat guna mengakhiri suatu tulisan, memberikan suatu pengaruh yang tidak mudah dicapai oleh paragraph yang panjang.

·        Gerakan paragraph. Wajar bila penulis tidak hanya memperhatikan bentuk dasar eksternal tapi juga memperhatikan yang internal. Terutama sekali arah gerakan  atau modifikasi dalam paragraph serta bagian bagian peranan yang dimainkan oleh hubungan hubungan antar kalimat kalimat. Ditinjau dari segi urutan, maka paragraph dapat kita bedakan atas :
1.    Uraian setara
2.    Uraian bertingkat
3.    Uraian campuran
·        Pendahuluan dan kesimpulan pada tulisan penyingkapan. Banyak orang berkeyakinan bahwa pendahuluan yang baik dalam melakukan sesuatu akan berakhir dengan baik pula. Bahkan ada yang mengungkapkan bahwa permulaan yang baik telah menunjukan 50% dari hasil yang hendak dicapai.

·        Penulisan pendahuluan. Dalam penulisan pendahuluan ada beberapa pernyataan yang harus dipertimbangkan sang penulis. Pernyataan pernyataan tersebut harus dijawab dengan baik dan serasi, sebab biasanya menjadi kesulitan pada pendahuluan adalah keputusan keputusan, ketegasan ketegasan yang dikehendaki dan tantangan tantangan yang dikemukakan. Pernyataan pernyataan itu antara lain sebagai berikut :
1.    Menarik minat pembaca
2.    Menyatakan tesis
3.    Memilih nada
4.    Menentukan sudut pandangan
5.    Penulisan kesimpulan


BAB V
TULISAN BERNADA MENDEBAT

·        Tulisan yang bersifat meyakinkan. Bila seorang pengarang mempergunakan nada mendebat atau nada argumentative  maka hasilnya adalah tulisan yang bersifat meyakinkan atau tulisan persuasive. Tulisan persuasif adalah tulisan yang dapat merebut pikiran  dan perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan dapat meyakinkan pembaca bahwa mereka bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal sangat penting. Ciri-ciri dari kalimat persuasif adalah sebagai berikut :
1.    Tulisan persuasif harus jelas dan tertib
2.    Tulisan persuasif harus hidup dan bersemangat
3.    Tulisan persuasif harus beralasan yang kuat
4.    Tulisan persuasif harus bersifat dramatis

·        Persuasi logis. Persuasi logis atau yang biasanya disebut  argumentasi, dipergunakan pada situasi situasi resmi seperti perdebatan-perdebatan dan pada pengadilan pengadilan tinggi, tetapi terjadi juga pada diskusi diskusi serius  mengenai masalah masalah penting yang sedang hangat diperbincangkan dalam buku buku atau media tulis lainnya.

·        Ada dua rumusan yang kita kenal pada bagian persuasi logis yaitu induksi dan deduksi yang akan dijelaskan dibawah ini:\
1.    Induksi : suatu proses pencapaian kesimpulan yang didasarkan pada fakta-fakta, pengamatan-pengamatan, observasi, dan kesaksian .
2.    Deduksi : deduksi mengikuti pola penalaran yang berbeda dari induksi. Induksi menuntun kita kea rah suatu kesimpulan setelah mengadakan pemeriksaan terhadap fakta fakta. Sebaliknya, dedukasi terutama sekali didasarkan pada asumsi. Tidak ada fakta yang dilihat melainkan sebuah asumsi.

·        Penalaran keliru. Pada masa kini kita kerapkali menemukan slogan slogan atau iklan dan pidato pidato politik. Hal ini mungkin saja menantang atau meragukan pendirian banyak orang bahwa penalarang logis yang terpercaya  merupakan sarang terbaik bagi kekuatan persuasif. Kekeliruan kekeliruan logika timbul  dari beberapa sumber. Berikut ini akan dijelaskan klasifikasi tentang kekeliruan yaitu kekeliruan logis dan kekeliruan emosional.

·        Kekeliruan logis. Kekeliruan kekeliruan logis yang akan diperbincangkan disini adalah :
1.    Stereotyping atau Peniruan merupakan akibat dari penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan kelompok yang berdasarkan observasi.
2.    Non squiter atau tidak jalan dan bisa juga diartikan tidak masuk akal.
3.    Begging the question yang artinya mengemis masalah.
4.    Either-or yang artinya atau-ataukah.

·        Kekeliruan emosional. Yang diperbincangkan disini adalah :
a.    Ad hominem (tuntutan terhadap seseorang)
b.    Ad populum (tuntutan terhadap orang orang)
c.    Name-calling (penyebutan nama)
d.    Glittering generality (generalitas yang megah)
e.    Bandwagon appeal (tuntutan populer)

·        Rangkuman. Suatu tulisan yang bersifat meyakinkan hendaklah mempertunjukan jenis jenis hubungan logis yang sama antara proposisi atau masalah atau argument argument penunjangnya yang ada antara konklusi suatu silogisme dan premis premis yang secara  logis menuju kesana. Suatu tulisan yang ditulis dari suatu kerangka  seperti itu akan bersamaan dalam keseluruhan rencana yang juga dipakai bagi tulisan penyingkapan.


BAB VI
TULISAN BERNADA MENGKRITIK

·        Tulisan beranda mengkritik menghasilkan tulisan mengenai sastra. Agar dapat menghasilkan tulisan tulisan yang bernada mengkritik dengan baik, maka sesorang harus terlebih dahulu membaca karya yang akan dianalisis dengan baik dan kritis. Ini merupakan syarat mutlak.

·        Peranan penulis sastra. Penulis sastra menciptakan suatu dunia baru. Dunia baru yang dibatasi oleh ruang dan waktu, sesuai dengan maksud khusus karya mereka itu. Dalam merencanakan dunia fiksi ini, para penulis memegang peranan beraneka ragam seperti berikut :
1.    Penulis sebagai sutradara artinya sebagai sutradara maka sang penulis menusatkan perhatian pada aspek aspek teknis karya mereka. Sang penulis merencanakan dengan baik baik lakon serta menentukan kronologi atau urutan segala peristiwa bagaimana menata atau menggarap waktu sebaik baiknya.
2.    Penulis sebagai penulis cerita artinya sebagai penulis cerita atau naskah , maka sang sastrawan berhadapan dengan aspek aspek retorik sesuatu karya sastra. Yang terpenting diantara aspek aspek tersebut adalah sudut pandang, bahasa, dan penokohan. Pertama yaitu tentang sudut pandang, ada berbagai macam jenis sudut pandang yaitu sebagai berikut :
1)    Sudut pandang terpusat pada orang pertama
2)   Sudut pandang berkisar sekeliling orang pertama
3)   Sudut pandang orang ketiga terbatas
4)   Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Selain sudut pandang ada bahasa, bahasa adalah suatu sarana  interaksi sosial yang fungsi utamanya adalah sebagai media komunikasi. Setelah bahasa ada penokohan, selain sebagai pengarang sang penulis juga harus menentukan secara tepatguna fungsi setiap tokoh.
3.  penulis sebagai direktur artinya kalau suatu karya kita analogikan suatu karya sastra dan suatu produksi drama, maka peranan penulis sebagai direktur adalah membentangkan tahap tahap makna yang telah menjadi sifat karya tersebut.

·        Tokoh. Penokohan atau karakterisasi adalah proses yang dipergunakan seseorang pengarang untuk menciptakan tokoh tokoh fiksinya.tokoh fiksi harus dilihat sebagai yang berada pada suatu masa dan tempat tertentu dan haruslah pula diberi motif motif yang masuk akal bagi segala sesuatu yang dilakukannya. Pertanyaan pertanyaan dibawah ini akan membantu untuk menyadari alasan alasan kesastraan :
1.    Apa fungsi tokoh?
2.    Ciri-ciri apa yang diperlihatkan oleh tokoh?
3.    Apakah tokoh mengalami perubahan?
4.    Seberapa jauhkah keterpercayaan tokoh itu?

·        Alur. Alur yang sering dikenal dengan sebutan plot memiliki arti yaitu struktur gerak atau laku dalam suatu fiksi atau drama. Unsur unsur alur adalah sebagai berikut :
a.    Pengarang mulai menjelaskan situasi (situasion)
b.    Peristiwa yang berkaitan mulai bergerak
c.    Keadaan mulai memuncak
d.    Peristiwa mencapai klimaks
e.    Pengarang memberikan pemecahan masalah
Selain unsur unsur alur ada juga jenis jenis alur yaitu sebagai berikut :
a.    Alur gerak
b.    Alur pedih
c.    Alur tragis
d.    Alur penghukuman
e.    Alur sinis
f.    Alur sentimental
g.    Alur kekaguman
h.    Alur kedewasaan
i.     Alur perbaikan
j.     Alur pengujian
k.    Alur pendidikan
l.     Alur pembukaan rahasia
m.   Alur perasaan sayang
n.    Alur kekecewaan

·        Latar. Latar yang biasanya disebut dengan setting adalah lingkungan fisik sekitar kejadian atau kegiatan berlangsung. Dalam pengertian yang lebih luas latar mencakup tempat dalam waktu serta kondisi atau suasana sekitar kegiatan.

·        Waktu. Waktu dalam suatu karya sastra memang sangat penting  dalam hubungannya dalam seleksi yang diadakan oleh pengarang , baik terhadap urutan waktu bagi penampilan/penyajian karya tersebut.

·        Tema. Tema adalah gagasan utama atau gagasan pokok tema karya sastra imajinatif merupakan pikiran yang akan ditemui  oleh setiap pembaca yang cermat sebagai akibat membaca karya sastra tersebut.

·        Teknik.  Analisis terhadap karya sastra belumlah dapat dikatakan lengkap tanpa suatu telaah mengenai teknik pengarang, sarana sarana artistic yang membayangkan isi. Salah satu yang penting dalam hal ini adalah penggunaan khusus bahasa bagi maksud maksud estetik, khususnya memantapkan nada  dan suasana hati dan juga menambah keserasian simbolis. Ada beberapa jenis gaya bahasa serta penggunaanya dalam tulisan yaitu sebagai berikut :
1.    Ironi : sejenis gaya bahasa yang mengemukakan suatu hal dengan makna berlainan, merupakan suatu kualitas  dalam setiap pernyataan atau situasi yang muncul dari kenyataan bahwa sesuatu yang wajar, yang diharapkan tidak disebut atau dilaksanakan, tetapi diganti dengan kebalikannya.
2.    Paradoks : suatu gaya bahasa pertentangan.
3.    Simbolisme : simbol memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari hari , disamping lambing masyarakat penulis juga menciptakan simbol simbol pribadi
4.    Metafora : baik secara langsung ataupun tidak langsung lambing lambing sering kali mengambil bentuk dari metafora. Harus diinsyafi benar benar bahwa dalam  sastra dipergunakan beraneka ragam metafora, namun dalam pembicaraan disini dibatasi pada jenis jenis yang amat sering dimanfaatkan oleh para pengarang saja.


BAB VII
TULISAN BERNADA OTORITATIF

·        Tulisan yang bernada otritatif  menghasilkan karya ilmiah . tahap tahap yang biasanya dilalui dalam tulisan ilmiah adalah sebagai berikut :
1.    Memilih topik/pokok
2.    Membaca pendahuluan
3.    Menentukan bibliografi pendahuluan
4.    Membuat kerangka pendahuluan
5.    Membuat catatan
6.    Menyusun kerangka akhir
7.    Menyusun naskah pertama
8.    Menyusun revisi
9.    Menyusun naskah akhir
10. Mengoreksi cetakan percobaan

·        Memilih topik. Mungkin saja bagian ini merupakan bagian yang mudah bagi kebanyakan orang. Mungkin saja pembimbing telah menentukan atau memberi kebebasan pada orang tersebut untuk memilih pada sebuah daftar.

·        Membaca pendahuluan.  Tujuan dari membaca pendahuluan adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai pokook permasalahan sehinggan kita dapat emngarahkan sasaran yang tepat terhadapnya.

·        Bibliografi pendahuluan. Pada tahap ini mengacu pada suatu daftar sumber mengenai suatu pokok permasalahan. Bibliografi ini akan menolong kita  untuk menunjukan dengan tepat sumber sumber yang sungguh bermanfaat. Tugas kita pada tahap ini adalah menyaring sumber sumber yang mampu menunjang maksud penulisan karya kita.

·        Kerangka pendahuluan. Kerangka pendahuluan merupakan suatu rencana sementara bagi tulisan kita, merupakan satu petunjuk umum yang mengarahkan langkah kita dan bagaimana caranya kita sampai ketujuan.

·        Membuat catatan. Pembuatan catatan sangat penting dalam penulisan karya ilmiah . kalau kita telah belajar membuat catatan dengan cermat  dan teliti maka kita tidak akan menemui kesukaran dalam menulis karya yang baik.

·        Menulis naskah pertama. Pada dasarnya menulis naskah pertama sama saja dengan menulis naskah pertama karya lainnya, kecuali dalam satu hal yaitu memulainya lebih sukar.


·        Dokumentasi. Karya tulis ilmiah memerlukan dokumentasi guna memudahkan para penulis menyatakan serta mengakui jasa para penulis menyatakan serta mempersilakan para pembaca menguji atau memeriksa informasi ataupun mempelajari lebih banyak  mengenai poko permasalahan tersebut.